Kamis, 16 Januari 2014

Proyek Tak Berkesudahan

Proyek apakah itu? Proyek besar? Proyek spektakuler? Proyek yang luar biasa? Bukan.

Gue punya mimpi, mimpi sejak gue SMP, mungkin. Gue kepingin banget punya minimal satu buku yang diterbitin dan bisa dibaca oleh banyak orang. Bukan cuma untuk konsumsi keluarga atau temen deket, tapi bener-bener buku yang di jual di toko buku di seluruh Indonesia. Mimpi gue nggak muluk-muluk banget, nggak juga berusaha menyaingi buku-buku karya J.K.Rowling atau Agatha Christie, itu jauhhhhhhhhhhhhhhhhhh banget -_____- gue juga pesimis bakal bisa nyaingin mereka, seolah-olah di kepala gue ada alien yang bilang "wake up! wake up!" setiap gue ngebayangin diri gue bisa menggantikan posisi penulis top itu.

Gue suka baca buku. Menurut gue dengan baca buku kita bisa mengkondisikan diri kita sendiri di sebuah kejadian yang dibuat oleh si penulis dan itu membuat kita makin kreatif. Sisi imajiner kita bener-bener diasah. Baca buku adalah kegiatan yang beda banget dengan sekedar nonton tivi. Baca buku itu keren banget!

Karena itu juga yang semakin memotivasi gue buat membuat buku karya gue sendiri. Dulu gue sering ikut lomba mengarang. Mulai dari cerpen. Bikin cerpen menurut gue asik, kita bisa jadi apa aja yang kita mau, toh kita yang bikin. Kadang banyak juga yang bilang "kok gini sih?" atau "loh bukan yang ini, tapi si itu?" setelah baca cerpen gue. Pendapat orang memang berbeda-beda, dan gue dengan senang hati menerima masukan-masukan mereka. Ada seorang guru yang memberi dorongan paling besar dan akhirnya membuat gue memberanikan diri untuk ikut suatu lomba mengarang. Alhamdulillah, gue dapet juara harapan dua. Bagi gue itu batu loncatan besar! Emang sih setelah itu gue nggak pernah lagi menang, tapi tetep nggak mengikis semangat gue. Buktinya sampai sekarang masih banyak draf di laptop yang masih gue kerjakan sampai sekarang.

Ini dia masalahnya....gue kayaknya punya masalah sama memfokuskan diri pada sesuatu. Kalau punya ide cerita baru yang tiba-tiba terlintas, gue bakal langsung menulisnya di draf baru, bukan draf yang gue kerjakan. Jadinya banyak banget judul-judul yang tersimpan tanpa tahu kapan gue bakal ngelanjutinya. Gue nggak bisa menyia-nyiakan ide yang tiba-tiba muncul dengan nunggu sampai judul (entah novel atau cerpen) yang sudah ada sampai pada keadaan di ide yang muncul itu. Gue sering takut kalau-kalau gue lupa atau semacemnya.

Ada beberapa judul novel yang sudah masuk bab 3 dan beberapa cerpen yang sudah selesai, tapi tetep aja gue bingung mau ngapain lagi setelah itu. Krisis percaya diri, gue akui. Sempat berpikir untuk menerbitkan sendiri karya gue itu, apalagi sekarang sudah ada layanan untuk self-publishing online yang setelah gue cari-cari informasi, bener-bener membantu kita yang mau nerbitin sendiri karya kita. Tapi, nggak tahu deh sampai kapan gue bisa ercaya 100% karya gue ini bisa diterima.

Photobucket

Tidak ada komentar: