Minggu, 09 Februari 2014

SMA

Hai!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! /ga santai/ abis liat-liat album kenangan jaman baheula nih... ya kali baru setahunan dibilang baheula. Ini semua gara-gara berita kalau dua temen sekolah kemaren udah nikah. Ya, menikah. Menikah... Mari doakan mereka menjadi keluarga sakinah, mawadah, warrahma, dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Amin~

Kalau inget-inget jaman SMA ini ya ampun ada malunya, ada sedih, ada gundah gulanah, tapi banyakan gembira suka ria dong karena masalah hidup gue minim, hasekk. Nggak kayak di SMP yang cuma dinikmatin 2 tahun, di SMA gue jalanin dengan normal yakni 3 tahun. Selama 3 tahun yang nggak sebentar itu, pengalaman hidup yang terjadi seabrek-abrek, mulai dari pengalaman baru sampai buruk semuanya ada. Alhamdulillah hidup gue nggak flat-flat amat.

Jadi, di tahun pertama SMA, cerita dikit ya, ini masa-masa menjadi manusia tolol karena belum hafal tempat-tempat di sekolah. Pernah suatu kali gue nyasar entah kemana keluar-keluar sudah di dalam rumah orang yang dagang di belakang sekolah, ya Tuhan... setiap ketemu senior bawaannya pengen ke kamar mandi aja, ngumpet terus ngeguyur badan supaya nggak panas dingin. SENIOR ADALAH RAJA. Gue nggak terlalu menonjol di sekolah jadi jarang mendapat masalah dengan para senior aih. Istilahnya antara ada dan tiada~ Sama guru-guru juga gitu, belum hafal nama terus semua guru di mata gue sama. Jadi, kalau ditanya "guru Sejarah kamu siapa?" gue jawab "ituloh yang pakai jilbab." jawaban yang nggak membantu. Waktu di kelas 10 juga gue sepertinya salah masuk kelas karena orang-orang di dalem kelas gue hobinya belajar sama makan buku kali ya, jadi, gue termasuk yang bodoh, selalu dapet ranking dua terbawah tapi tetep senyum-senyum gaul nggak berpikir gitu. (((senyum gaul nggak berpikir))) untungnya gue naik kelas.

Di kelas 11 gue lagi-lagi masuk kelas yang orangnya hobi melahap buku dan obrolan mereka berbobot kek inflasi negara seratus tahun ke depan atau larutan sianida dicampur belerang jadinya sirup, pokoknya kalau udah belajar, mereka belajar. Mau nggak mau gue harus mengimbangi kehidupan gue supaya bisa maju. Terbukti beberapa temen yang kelas 10 biasa-biasa aja jadi mencuat saling kejer-kejeran ranking aih gue sih masih ya jadi manusia-manusia bawahan yang ehe ehe aja kalau guru jelasin terus caper gitu supaya guru kasihan terus ngasih nilai gede. Tapi, bukan berarti gue nggak berusaha, gue berusaha tapi tentunya hanya Allah yang menentukan. Kelas 11 berarti sudah punya adek kelas, agak membusungkan dada kalau jalan soalnya biar berwibawa, dipandang dengan hormat oleh para junior. Sedikit balas dendam memang karena waktu jadi junior dulu juga sering digituin oleh kakak kelas.

Kelas 12, masa-masa paling leluasa karena sudah nggak punya kakak kelas, jadi yang paling ditakuti, kesannya kelas 12 itu garang sekali, dilirik sinis dikit oleh junior, juniornya langsung dimasukkin dalem kelas kunci dari luar terus lusa baru dibukain. jahatlah pokoknya. tapi tetap saja gue nggak pernah sedikitpun melakukan itu~ terbersit pernah, tapi terealisasikan belum. gue juga nggak jago marah-marah buang energi karena emang nggak bisa...gue begitu penyayang....

sekian.

Photobucket

Tidak ada komentar: