Sebelumnya, diharapkan untuk tidak suudzon dengan judul di atas sana. Saya Berbohong dengan Ciuman, bukan berarti subjeknya itu gue loh :') itu judul salah satu komik yang nggak sengaja menarik perhatian gue di tobuk. Singkatnya, gue beli itu komik karena gambar tokoh-tokoh kaum adam disitu ganteng. Titik. Tanpa sadar kalau komik itu bersambung-- tipikal komik-komik yang bikin males buat dibaca--. Yang penting ganteng. Titik.
Sebenernya, gue nggak terlalu terpaku pada jenis komik yang nggak bersambung atau bersambung. Yang penting, gue suka ceritanya, tapi berhubung ada kejadian nggak enak pas terakhir kali gue beli komik bersambung, ya begitulah jadinya. Cerita dikit yak. Gue (lagi-lagi) nggak sengaja baca komik punya temen adek gue. Genrenya horor, misteri, bunuh-bunuhan, detektif-detektifan, pokoknya gitu deh. Nah karena gue penasaran, akhirnya setiap buku lanjutannya keluar, gue selalu beli. Hal ini berpengaruh setelah sudah satu tahun terakhir ini gue pakai hijab :$ mbak/mas pegawainya sering ngeliatin gue yang nenteng-nenteng komik sadis itu, mungkin mereka pikir gue lagi belajar jadi teroris....nasib....lanjut lagi lah...
Setelah dibaca, ternyata gue malah 'nagih' sama ide cerita dan nggak sabar buat beli komik lanjutannya. Ceritanya sih sederhana, ala-ala remaja sekolah yang mencari-cari cinta #uhuk =___= awalnya sih gue kira ceritanya bakal mirip-mirip sama cerita Boys Before Flower gitu, karena tokoh cowoknya ada empat, ganteng-ganteng pula. Wajar sih yang terlintas di pikiran gue begitu secara nggak baca sinopsisnya, emang main asal comot, yang penting ganteng (lagi).
Ceritanya tentang cewek, namanya Meiko Kitazono, yang hobi baca buku dan sering menghabiskan waktu di sekolah dengan mambaca di perpustakaan. Awalnya dia nggak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya karena terlalu larut dengan buku-buku yang dibacanya. Bukan termasuk kategori cupu atau apatis, tapi lebih ke....apa lah gitu istilahnya, gue males mikir -..- sowree...
Nah suatu hari dia ketiduran di perpustakaan sekolah dan eng ing eng terjadilah peristiwa itu. Meiko kira dia cuma mimpi, tapi dia langsung sadar ternyata memang dia sudah dicium oleh seseorang di perpustakaan itu. Meiko akhirnya bangun dan buru-buru cari si 'pelaku' yang kabur setelah merenggut 'sesuatu' miliknya itu. Belum selesai sampai disitu, dia harus dibikin pusing karena ternyata di dalam perpus itu ada empat orang, yang salah satu dari mereka kemungkinan besar adalah si 'pelaku'
Pertama yang ditemui Meiko adalah kakak tingkatnya, Kyoichiro Mikoshiba. Kalau visualnya sih, cowok pertama yang pakai kacamata. Baru aja gue mau berpikiran macem-macem kalau si Mikoshiba pelakunya, eh si Meiko bertemu dengan Shota Mogami, temen satu kelasnya. ehem yang ini jadi favorit gue :$ terus Meiko dibuat makin shock karena ternyata disana juga ada adik kelasnya, Shinici Hachiya (mata biru) dan kakak tingkatnya yang lain, Shinobu Shinoda, yang kebetulan jadi sukarelawan menjaga perpustakaan.....
Berhubung di buku pertama belum ketemu tuh siapa yang nyosor, jadi gue harus agak bersabar menanti buku keduanya. Seminggu sekali gue selalu nyempetin diri buat ke tobuk, ngecek stok buku keduanya. Satu bulanan ini, setiap gue cek via komputer tobuk untuk ngecek stok komik itu, jumlahnya selalu sama, 28 buah. Tapi, tapi, tapi, gue nggak pernah nemu dimana pegawai tobuk ngeletakin komik itu.....sebulan men buku itu stoknya selalu 28 buah. Dan Alhamdulillah, mungkin si pegawai-pegawai toko udah beresin lagi buku-bukunya, jadi, komik kedua yang gue cari-cari akhirnya nongol ke permukaan-- gue yakin selama ini komik-komiknya keselip atau ketindihan buku judul lain--
Inilah diaaaaa buku keduanyaaaa :') bahagia banget gue waktu tahu buku itu akhirnya bisa gue beli dan baca. akhirnya gue bisa tahu teka-teki di buku pertama :') pokoknyaaaa bikin nyesek, tapi nggak mengecewakan deh fufufufu....gue abege....gue abege....seneng cerita beginian :') Gue sih redo-redo aja si Meiko sama siapa aja, yang penting gue cukup terhibur dengan ceriatanya, thankies Rei Toma, ditunggu cerita berikutnya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar